Kamis, 12 Januari 2012

Surat Sahabat (II)


Apa kabar?

Hemm.. sibuk apa sekarang?

Persiapan sudah sampai mana?

Kabar keluarga kamu gimana?

Kamu lagi apa say?

....

Aah, kikuk! Basa-basipun jadi kikuk! Serba “aneh” rasanya yah say. Meski rasanya ingin biasa, tapi ujung-ujungnya kata-kata yang keluar tidak lepas, seperti ada yang mengganjal, tertahan, entah apa, padahal ngga ada apa-apa juga.

Its been a looong time since that creepy moment, kalau tidak salah hitung sudah hampir tiga tahun, lupa? Tidak mungkin, hanya diingat sesekali sedihnya, lalu kembali aku mendoakanmu dalam hati. 

Say, jujur.. aku kangen, aku ingin mengulang masa-masa seru kita, ketawa bareng, curhat-curhatan, belanja ini itu, muter-muter mall sampe pegel, atau pake-pakean kuteks (sampe ke jari kaki), sesuatu yang tidak bisa dibeli dengan uang, kebersamaan. Bersyukur itu pernah terjadi diantara kita meski kini serba tidak mungkin, aku tahu pasti kamu tidak akan pernah mau memulai, dan akupun terlalu lemah untuk berani memulai. Jadi, biarkanlah saja waktu yang membawa ini semua, i believe time will heal the pain. 

Kalau boleh sedikit berandai, andaikan saja tidak ada kejadian itu, andai saja kamu bisa sedikit memahami bagaimana jadi aku, andaikan kamu bisa menyingkirkan kepentinganmu dan lebih melihat dari sisiku, andaikan aku tega mengungkapkan yang sebenarnya, andaikan aku tidak mengalah, andaikan aku membuka semua yang ku tahu,.. mungkin lain cerita, lain kenyataannya sekarang, tapi.. aku sudah memilih, aku memilih diam, meski konsekuensinya pahit, toh.. pada akhirnya satu-satu terjawab, yang paling keras memakiku lama-lama menciut, kacrut!  

Hufff.. maaf say, memang menguras emosi kalau sudah membahas ini, aku, aku juga manusia, salah satu situasi yang berat bagi aku, disalahkan dari berbagai arah, dan yang menyalahkannya itu hanya menutupi kesalahannya pula, cari aman, cari muka baik, jadi dengan gampangnya menyebar omongan berbeda-beda, akting baik niat buruk! Sedihnya, kamu tahu itu say, kamu tahu banget, tapi kamu tidak membela ku sama sekali, malah terus menyalahkanku lagi, pedih.

Sudahlah, bahkan sampai saat ini aku baik-baik saja koq, tidak kekurangan suatu apapun, aku percaya, Tuhan sedang mengajariku praktek untuk selalu sabar, ikhlas dan tersenyum. 

Anyway.. 

Undangan pernikahanmu sudah sampai ke tanganku say, kaget loh, warnanya hijau? Jangan bilang karena aku suka warna itu jadi kamu pilih hijau juga, tapi kalau benar itu alasannya, aku seneng banget, berarti kamu masih mengingat warna kesukaanku, setidaknya. 

Selamat yah sayang.. finally berakhir juga masa pencarianmu dengan orang yang tepat (menurutku), dia laki-laki yang paling menerimamu tanpa embel-embel, mencintaimu tanpa banyak karena, dia yang bisa sabar menghadapi “cobaan” dari berbagai arah (tadi). Semoga acara kalian berjalan dengan lancar sampe hari H dan seterusnya, langgeng sampe kakek nenek, bahagia dunia akhirat, jauh dari godaan yang “dibikin-bikin”, all the best! Aamiin.

Hmmm.. kebayang, sekarang aja kita jarang berkomunikasi, hanya kalau ada event besar kita bisa bbm-an, aku tahu kabar kamu hanya dari recent updates, tidak apa-lah, daripada tidak sama sekali, tapi say, aku sangat tidak keberatan kalau kamu mau cerita atau someday butuh seseorang buat curhat, kamu bisa dateng ke aku, aku masih sahabatmu say, jangan lupa yah.

Okey, ngga sabar mau dateng ke pernikahanmu, sayang..  cipika-cipiki.. melihat senyum bahagua kalian, bertemu keluargamu.. aaah i hope that will be a great moment for us.. See you.. :’)


AKU
Sahabatmu.