Kamis, 03 November 2011

Butterfly Effect




Sedari siang aku tak sabar ingin segera malam, moment yang ku nantikan, dinner date berdua sang pujaan. Berkali-kali ku basuh tubuh, serasa tak cukup hanya sekali mandi, aku ingin wangi dari ujung rambut sampai kaki. Setelah ku obrak-abrik lemari, akhinya pilihanku jatuh pada dress biru menyala, sambil menunggu dia datang, aku berpose ke kanan dan ke kiri di depan kaca. 

“nak... ada James nih dateng...” 

“yaaa.. maa..”

Ku hela nafas sambil berkata “yes, i’m ready

Ku menuruni anak tangga, ku liat wajahnya tanpa lagi malu-malu, yaa.. dia.. seseorang berkemeja hitam berdasi biru, yang ku cinta. Ku meraih tangannya dan kita berjalan berdua, menuju mobil yang mesinnya masih hangat. Dia bukakan pintu untukku, seraya berkata “silahkan bidadariku yang cantik...” ahh.. manisnya kamu lelakiku, tak henti ku memujimu dalam hati.

Sepanjang jalan dia selalu merayuku mesra, berkata-kata manja, memeperlakukanku seolah hanya aku satu-satunya wanita didunia. Menyetir pelan tanpa emosi, memastikan aku nyaman didekatnya, aman bersamanya. Sesekali dia menatap wajahku disela-sela jeda lampu merah ke hijau, seperti ada rasa rindu yang menggebu sekaligus menunjukkan betapa bahagianya dia memilikiku, sekarang.

“kita mau kemana, James?”

“aku akan ajak kamu ke tempat paliiing romantis yang pernah kamu datengin”

Semakin deg-degan rasanya James, asal kamu tahu, kemanapun itu pasti akan jadi tempat yang romantis buat aku, karena yang terpenting bukan tempatnya, tapi kita.

“nah.. kita sampai..” ujar James

Restoran ini bernuansa taman, banyak pepohonan dan lampu-lampu kecil kerlap kerlip yang merembet ditembok,  suasananya tidak terlalu ramai, dan memang kebanyakan yang datang sepasang muda mudi berpakaian sedikit formal dan rapih.

Kita berdua memilih kursi dekat kolam renang, ya ada kolam renangnya juga, kolam renangnya dihiasi yang lilin-lilin kecil yang dibiarkan mengapung. Romantiiiisssssss.. aku suka tempat ini, dan membuatku jatuh cinta lagi padamu, James...

Kursi dan meja kita serba putih, aku dan James duduk berhadapan, diterangi lilin berbentuk mawar.

“Key...”

“ya James...”

Sambil meraih lembut tanganku

“i love you”

“i love you more..”

“aku janji, aku ngga akan ninggalin kamu dan menyianyiakan cinta kita”

“akupun begitu, sayaang..”

 ***

TIIIIIINDDDD..................TIIIIIIIINNNNDDDD...........

Wushhhh....

Ngiiiingggg...

Tiba-tiba suara klakson bus membuyarkan lamunanku..

Astaga..

Sedang apa aku??

Bermimpi??
 
Tidak mungkin..

Aku mengenakan gaun ini, biru menyala..

Tapi..

Tapi mengapa aku tidak bersamanya?

James..

James..

Kamu dimanaaaa..

Mana genggaman tanganmuu..

Mana tempat indah ituuu..

Aku..

Aku.. mendadak menjadi gadis cantik yang tersesat..

Semua terasa asing bagiku..

Sendirian..

Yang ku tau, lelaki yang MENGAKU menyayangiku, pergi.........

Bahkan dengan mudahnya memalingkan hati

Menginjak pedal gas tanpa henti

Tanpa takut sesuatu terjadi..

Ku sembunyikan setengah wajah diselelai kain putih.. Air mata terus menetes, dadaku sesak.. sudah tidak terasa lagi berapa langkah ku berjalan ditengah kegelapan.. banyak orang meledekku, sama sekali tak ku hiraukan.. yang ku ingin hanya pulang, tapi pulang entah kemana.. aku ingin dipeluk.. pelukan yang bisa menghentikan detak jantungku.. pulang yang membuatku abadi.. tak merasakan sakit (hati) ini.....

Tertatih...

Beralas sendal jepit hitam sambil mendekap tas pesta segiempat, aku terus berjalan lurus dipinggiran jalan.. 

Pasrah..

Kalaupun ada mobil, motor, bus, apapun yang menyambarku dari belakang.. yasudahlah...

Aku tak peduli.. 

Karena kamu sudah melanggar janji, James...

***

"selamat malam mba, tujuannya kemana ?" tanya supir taksi

"hahh.. emhhh.. ke... ke.. ke.. Pondok Indah, Pak.." jawabku terbata-bata

Entah apa yang membuatku selamat tadi, aku seolah mengalami visualisasi yang setingkat mimpi, tak sadarkan diri, lalu tersadar sendiri.

Aku melihat Nenekku yang telah tiada, tersenyum dari syurga.

"Aku kangen nenek, kangen nek, nenek kesini mau jemput aku kan, nek?"

Nenek tidak berkata apa-apa, sekejap dia menghilang, meninggalkan bayangan putih yang menyilaukan mata.


***


“nak.. nak... bangun.. shubuh yuk...” suara mama membangunkanku

Ku buka mata, melihat wajah mama, senyumnya, aku terbangun dan segera mendekap erat tubuhnya

“eeeh.. kamu kenapa, nak?”

“nggak apa-apa, mah” jawabku lirih



*terimakasih hati, yang memberiku banyak inspirasi ^_^
with love : qey_noura

0 komentar:

Posting Komentar