Selasa, 07 Februari 2012

Aku dan Pilu


Hujan ringan berpotensi deras
Secangkir kopi instan yang masih mengepul
Dengan hati yang direndung pilu
Kombinasi yang pas!
Begitulah rasa yang ku nikmati sore ini...

Cinta, lagi-lagi tentangnya, seolah tidak pernah akan habis kata untuk membahas, hasrat yang terkuras dan emosi yang memanas. Yes, perasaan pilu ini kembali disponsori oleh cinta yang sedang diuji kesetiaannya, kesejatiannya, dan kemurniannya.

Aku lelah, aku hanya ingin dicinta dengan sempurna olehmu, tidakkah perasaan kita sama? Meski kadang amarah itu meradang, emosi itu meletup-letup, bibir salah berucap, fikiran salah dimaksud, namun kita selalu bisa mengatasi, berlapang dada dan tersenyum kembali. That’s love supposed to be, sesengit apapun pertengkaran, selalu bisa berakhir dengan pelukan, karena (harus) ada hati yang menyelamatkan.

No, ini bukan pembenaran atas kesalahanku, kesalahan tetap kesalahan, and i learned a lot, aku belajar banyak dari situ, aku manusia, wajar salah, tapi aku berusaha bertanggung jawab untuk memperbaiki dan menjadi lebih baik (vise versa).

Sudah ku singkirkan segala mau-ku, segala ketidakadilan, segala kecewa yang mungkin hanya aku saja yang bisa merasa. Aku tidak ingin tenggelam dan meratapi, aku ingin berdiri tegak atas segala tuduhan, bangkit dan tersenyum. “Aku masih ingin kita baik-baik saja”

CINTA! Serumit itukah? Padahal harusnya kita sama-sama tahu dan berpulang pada impian indah, cita-cita mulia, dan harapan yang sudah dibangun sampai sejauh ini. Aku percaya kamu punya sikap dan pemikiran yang jauh lebih dewasa, berprinsip jelas, bisa membimbing dan lebih siap menjadi imam keluargamu, kelak.

*ini koq keyboardnya basah sihhhh*

Oh, itu air hujan yang menetes lewat mataku.

1 komentar:

lidya mengatakan...

maaf mba ini tissue u/mba daaannn... diminum mba kopinya sudah dingin,,

Posting Komentar