“jam berapa kita ketemuan?”
“kabarin yah kalau
udah dikantor..”
“sepuluh menit lagi sampe, macet dijalan”
Kabar, kabar, kabar..
Seberapa penting sih peranan ‘kabar’ bagi kalian?
Buatku, jelas penting banget, bagaimanapun manusia butuh dan
saling berkomunikasi satu sama lain. Buat janjian sama temen, klien, boss,
keluarga, sekedar memberitahu keberadaan kita, kita lagi ngapain, jam berapa
akan sampai, jam berapa akan datang, dst. Tidak diragukan lagi dong tingkat
pentingnya si ‘kabar’ ini.
Hemm.. oke, mari kita persempit dulu bahasannya, lalu perlu
juga ngga saling memberi ‘kabar’ dalam hubungan kalian dengan (let’s say)
pacar?
*PENTIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIINGGGGGGGGG* terdengar suara
bersahut-sahutan dari seluruh penjuru nusantara. *lebay
Hehe..
Tenang-tenang..
Akupun sependapat sekali koq dengan kalian. Somehow bagiku memberi kabar berada
diposisi puncak pentingnya dilaksanakan bagi kelangsungan hubungan baik
bersama. Kenapa? Ya bagaimana membangun kepercayaan tanpa adanya komunikasi
yang lancar? Hanya mengandalkan feeling
sajakah? Bullsh*t *opppss sorry, but this
is real, dude!
Seberapa susah sih bagi kalian memberi kabar kepada pacar?
Kalau dijaman batu mungkin iya, ngga ada alat komunikasi
yang simpel dan canggihnya sealaihim gambreng. Kebayang ngga? dijaman itu kita
harus teriak-teriak – auooo uoooooo- demi
orang lain tahu kita dimana, atau untuk memanggil teman-teman berkumpul *tarzan
kali ah. Nah sekarang? Everything more
simple, you only use your finger, ketik-ketik, terkirim saat itu juga, ngga
pake lama, mau sms keq, bbm-an keq , twitter-an keq, fb-an keq, apalagi blackberry atau apapun gadget kamu dilengkapi dengan power glue alias nempel terus ditangan
setiap saat. Ngga punya punya pulsa bbm, bisa sms, sms pending, bisa telefon,
pulsa bener-bener habis? Tukang voucher banyak, merajalela disetiap sudut, atau
kamu bisa minta 1 sms ajah ke temen, pasti temen kamu bilang “sesama indos*t ngga?
Kalau iya, telefon aja” (maklum di Indonesia ke sesama baru lebih murah).
Lowbatt? Ngga ada
sinyal? Waduuhh alasan klasik yang memang sih sering terjadi. Tapi setahu aku
dijaman yang canggih begini juga jarang deh ada yang punya gadget cuma 1, paling tidak ada gadget
tambahan yang dimiliki oleh sejuta umat, yap es*a. Ataauu manfaatkanlah fasilitas kantor, kan
bisa, tinggal angkat gagang telefon, pencet nomor, ngomong sebentar, beres
perkara.
So? Letak susahnya
dimana?
Pernah liat menara pisa? Aku pernah, digambar, belum liat
langsung.. hehe.. apa yang terfikir? Susah banget pasti buat menara itu,
apalagi miring, dan sampe sekarang masih berdiri kokoh, ngga rubuh, susah ya
bikinnya? Coba tanya ke yang bikin Ahmad rezio Pahlevio dan Ronaldo Jeremiaso, koq
bisa mereka bikin bangunan sebegitu megahnya? Ooh pastinya karena mereka niat,
jadi meskipun begitu susahnya, repotnya, rumitnya, mereka jalanin karena adanya
niatan. Begitupun ngga punya pulsa, hp lowbatt,
ngga ada sinyal, bla bla tadi, apapun
dilakuinlah ya karena adanya niat, kalau emang ngga usaha ya ngga bisa kejadian
juga tuh kabar sampe ke orang lain.
*ilustrasi macem apa ini*
Balik lagi ke si ‘kabar’, kenapa penting untuk kita saling
berkomunikasi? Karena kita bukan dukun yang bisa meramal-ramal keadaan, kita
itu butuh komunikasi dua arah, saling mendukung, saling jelas. Kepercayaan itu
tidak dibangun dalam semalam, butuh proses panjang, butuh bukti-bukti yang
jelas terjadi, dan kepercayaan penuh dapat tercipta dari hal-hal kecil yang
sama-sama kita tunjukkan dan hargai satu sama lain. Kepercayaan juga seperti
keimanan, turun naik grafiknya, selemah-lemahnya kepercayaan, kita butuh
siraman keyakinan lagi dan lagi, harus dijaga bersama, bukan satu fihak saja.
*sedaaappp..berguna juga ilmu komunikasi gue*
“Terkadang, kita fokus melakukan
hal-hal besar untuk orang yang kita sayang, tanpa kita sadari, hal besar tidak
berarti apa-apa tanpa hal kecil yang dengan gampang kita remehkan begitu saja”
– NOTED!