Kamis, 08 Desember 2011

Kabar-Kabari (Bukan Infotainment)



“jam berapa kita ketemuan?”

“kabarin yah kalau udah dikantor..”

“sepuluh menit lagi sampe, macet dijalan”

Kabar, kabar, kabar..

Seberapa penting sih peranan ‘kabar’ bagi kalian? 

Buatku, jelas penting banget, bagaimanapun manusia butuh dan saling berkomunikasi satu sama lain. Buat janjian sama temen, klien, boss, keluarga, sekedar memberitahu keberadaan kita, kita lagi ngapain, jam berapa akan sampai, jam berapa akan datang, dst. Tidak diragukan lagi dong tingkat pentingnya si ‘kabar’ ini.

Hemm.. oke, mari kita persempit dulu bahasannya, lalu perlu juga ngga saling memberi ‘kabar’ dalam hubungan kalian dengan (let’s say) pacar?

*PENTIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIINGGGGGGGGG* terdengar suara bersahut-sahutan dari seluruh penjuru nusantara. *lebay

Hehe..

Tenang-tenang..

Akupun sependapat sekali koq dengan kalian. Somehow bagiku memberi kabar berada diposisi puncak pentingnya dilaksanakan bagi kelangsungan hubungan baik bersama. Kenapa? Ya bagaimana membangun kepercayaan tanpa adanya komunikasi yang lancar? Hanya mengandalkan feeling sajakah? Bullsh*t *opppss sorry, but this is real, dude!

Seberapa susah sih bagi kalian memberi kabar kepada pacar?

Kalau dijaman batu mungkin iya, ngga ada alat komunikasi yang simpel dan canggihnya sealaihim gambreng. Kebayang ngga? dijaman itu kita harus teriak-teriak – auooo uoooooo-  demi orang lain tahu kita dimana, atau untuk memanggil teman-teman berkumpul *tarzan kali ah. Nah sekarang? Everything more simple, you only use your finger, ketik-ketik, terkirim saat itu juga, ngga pake lama, mau sms keq, bbm-an keq , twitter-an keq, fb-an keq, apalagi blackberry atau apapun gadget kamu dilengkapi dengan power glue alias nempel terus ditangan setiap saat. Ngga punya punya pulsa bbm, bisa sms, sms pending, bisa telefon, pulsa bener-bener habis? Tukang voucher banyak, merajalela disetiap sudut, atau kamu bisa minta 1 sms ajah ke temen, pasti temen kamu bilang “sesama indos*t ngga? Kalau iya, telefon aja” (maklum di Indonesia ke sesama baru lebih murah). 

Lowbatt? Ngga ada sinyal? Waduuhh alasan klasik yang memang sih sering terjadi. Tapi setahu aku dijaman yang canggih begini juga jarang deh ada yang punya gadget cuma 1, paling tidak ada gadget tambahan yang dimiliki oleh sejuta umat, yap es*a. Ataauu manfaatkanlah fasilitas kantor, kan bisa, tinggal angkat gagang telefon, pencet nomor, ngomong sebentar, beres perkara. 

So? Letak susahnya dimana?

Pernah liat menara pisa? Aku pernah, digambar, belum liat langsung.. hehe.. apa yang terfikir? Susah banget pasti buat menara itu, apalagi miring, dan sampe sekarang masih berdiri kokoh, ngga rubuh, susah ya bikinnya? Coba tanya ke yang bikin Ahmad rezio Pahlevio dan Ronaldo Jeremiaso, koq bisa mereka bikin bangunan sebegitu megahnya? Ooh pastinya karena mereka niat, jadi meskipun begitu susahnya, repotnya, rumitnya, mereka jalanin karena adanya niatan. Begitupun ngga punya pulsa, hp lowbatt, ngga ada sinyal, bla bla tadi, apapun dilakuinlah ya karena adanya niat, kalau emang ngga usaha ya ngga bisa kejadian juga tuh kabar sampe ke orang lain. 

*ilustrasi macem apa ini*

Balik lagi ke si ‘kabar’, kenapa penting untuk kita saling berkomunikasi? Karena kita bukan dukun yang bisa meramal-ramal keadaan, kita itu butuh komunikasi dua arah, saling mendukung, saling jelas. Kepercayaan itu tidak dibangun dalam semalam, butuh proses panjang, butuh bukti-bukti yang jelas terjadi, dan kepercayaan penuh dapat tercipta dari hal-hal kecil yang sama-sama kita tunjukkan dan hargai satu sama lain. Kepercayaan juga seperti keimanan, turun naik grafiknya, selemah-lemahnya kepercayaan, kita butuh siraman keyakinan lagi dan lagi, harus dijaga bersama, bukan satu fihak saja.

*sedaaappp..berguna juga ilmu komunikasi gue*



“Terkadang, kita fokus melakukan hal-hal besar untuk orang yang kita sayang, tanpa kita sadari, hal besar tidak berarti apa-apa tanpa hal kecil yang dengan gampang kita remehkan begitu saja” – NOTED!

0 komentar:

Posting Komentar