Kamis, 26 Mei 2011

Kisah Sedih Dihari Minggu

Another hard day for me.. hari minggu tepatnya, seperti hari libur biasanya, aku hanya berleyeh-leyeh dirumah, nonton tv, makan, tidur bahkan teramat malas untuk beranjak mandi. Tidak ada firasat apapun, sampai akhirnya sore sekitar jam 4, tante aku (yang aku panggil Bi Evi) menelfon Mama untuk minta dicarikan ICU yang lebih terjangkau harganya. 

Jadi hari senin malam tanggal 16 Mei, Om Heru (suami dari Bi Evi) kecelakaan tunggal, naik sepeda motor matic. Kejadiannya itu waktu dia mau ke ATM, didaerah sektor 3 Bintaro, karena menghindari orang ragu-ragu menyebrang, dan mungkin Om melaju dengan kecepatan tinggi, ngerem mendadak lalu akhirnya terpental. Supir angkot dan warga sekitar yang menolong langsung membawanya ke RS PREMIER Bintaro. Diagnosa awal Dokter adalah syaraf lehernya kejepit, harus dioperasi, karena berpengaruh pada keseluruhan organ tubuh yang tidak bisa digerakkan. Om seperti stroke, tidak bisa menggerakkan badannya, tangan hanya terbatas, dan begitu juga kaki. Setelah dioperasi, menurut pengakuannya dia sudah mulai merasa enakan, dan minta dibawa ke alternatif saja. 

Singkat cerita, Om heru masih terbaring dirumah sakit, diruang perawatan biasa, entah kenapa Minggu siang Dokter memvonis kritis (tensinya drop, kondisinya drop) dan harus dimasukkan segera ke ruang ICU. Sekedar info saja temans, biaya ICU di RS itu mencapai angka 15 Juta per-harinya, sedangkan jujur saja, itu merupakan angka yang tidak sedikit bagi kami. Makanya Bi Evi minta tolong Mama dicarikan ICU di RS lain yang lebih terjangkau. Meski sore itu hujan deras, Mama dan Papa tetap pergi ke RS Suyoto, disana ICU lebih murah, setelah survey, Mama dan Papa langsung menuju RS Premier. 

Sehabis maghrib aku berencana makan ice cream bersama pacar, tapi aku sempatkan dulu datang ke RS, untuk melihat langsung bagaimana kondisi Om Heru. Sesampainya aku di RS, pas banget Om Heru sedang pindahkan dari ruang perawatan ke ruang ICU. Terlihat kondisinya sangat lemah, dan sudah terpasang oksigen dimulutnya. Ya, akhirnya memang tidak memungkinkan untuk pindah ke ICU RS lain, karena kondisinya semakin menurun.

Tidak ada 15 menit, suster memanggil “keluarga bapak Heru....” 

“Ya...” dengan sigap Bi Evi dan Mama masuk ke ruang ICU

Don’t know why, feeling ngga enak datang lagi, seperti saat aku ada dikondisi Mbok Pah dulu. Ya Allah.... 

Selang hanya 10 menit, Bi Evi keluar, dan memberitahukan bahwa keluarga harus siap mental, karena kondisi Om hanya 20% saja. Lahaulawalakuatailabillah..

Secara bergantian tante aku yang lain juga masuk ke ruang ICU, tidak juga selang berapa menit, dengan nada panik, Mama keluar ICU dan memanggil aku, semua yang ada disitu untuk masuk. Akupun setengah berlari masuk dan menghampiri Om heru, pandanganku langsung tertuju pada layar jantung yang hanya berbentuk garis lurus panjang, berbunyi ”niiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiit’...

Innalillahiwainnalilaihiraji’un...
 
Seketika ruang ICU banjir air mata, Bi Evi tak kuasa menahan kepedihannya, aku, mama, kami berpelukan, saling menguatkan, ini yang terbaik untuk Om Heru, kita semua sayang Om Heru, tapi ALLAH lebihhhh sayang Om Heru.

Yang teramat memilukan hatiku adalah saat Rahma (anaknya yang baru 8 tahun) akhirnya harus menerima kenyataan ini. Dia menangis kejer, teriak-teriak “AYAAAAHHHHHH......” “nanti siapa yang anter aku sekolaaah Yaaaahhh...”  :’( 

Akmal, Anaknya yg ke2 mungkin belum mengerti, umurnya baru 3 tahun, malam itu dia hanya jadi sangat rewel dan terus-terusan minta pulang, ngga mau lepas dari Maminya.

Jenazah Om Heru langsung dibawa ke Rumah, kita semua sepupu-sepupu, sodara, bergantian mengaji pantang putus. Sampai keesokan harinya baru dimandikan, dikafankan, disholatkan dan dimakamkan. Semua prosesinya berlangsung lancar dan haru, jujur, sampai saat inipun masih ngerasa Om Heru ada, entahlah.

Tahlilan juga diadakan sampai malam ke 7, dan dimalam ke2 kemarin, Bi Evi tiba-tiba berbisik,

“Teh, nanti tolong belikan test-pack ya..” 

“hah?emangnya?”

“iya, bi evi udah telat 1 minggu, tadinya mau kasih tau Om heru pas sembuh..”

“ya Allaahhh... iya bi nanti dibeliin diapotik ya” memeluk erat tubuhnya

“udah kayak Angelina aja nih bi Evi” setengah bercanda

GOD, is a GOOD PLANNER, Allah pasti punya rencana indah bagi umatnya, meski pahit, tapi yakin, Allah pasti memberikan yang terbaik. Sebagai hambanya yang tak sempurna kita harus tetap percaya akan ketentuan-ketentuanNya, yang meski terkadang serba tiba-tiba, serba bertubi-tubi, DIA sudah menggariskan segalanya indah pada waktunya.

Bukankah kalau ingin melihat pelangipun harus ada hujan dulu? 

Sungguh Allah maha penyayang.

Sekarang, hanya lantunan do’a yang bisa ku beri untuk Om Heru, dan juga support penuh buat Bi Evi, Rahma dan Akmal, I will.. insyaallah..

anak-anak tetaplah anak-anak, biarkan mereka tumbuh dengan ceria, kelak mereka akan menjadi pribadi yang kuat. :")

 Lakukan yang terbaik meski dalam keadaan yang terburuk (sekalipun)

Aku tak mau menderita begini

Mudah-mudahan ini hanya mimpi

Hanya mimpi..
(Kisah Sedih Dihari Minggu - Koes plus) 

0 komentar:

Posting Komentar