Selasa, 08 Februari 2011

Satu hari untuk selamanya

together
Saat pagi menjelang, aku melamun di angan, berbalut tanya yang bertalu. Apa yang terjadi jika aku akhirnya menyatu denganmu, orang yang selalu ku rindu, ku inginkan setiap waktu. Apa yang terjadi apabila aku akhirnya memiliki dirimu utuh, orang yang selalu ku butuh, yang ku inginkan walau sedang berkeluh. Apa yang terjadi jika aku akhirnya bersama denganmu selamanya, orang yang selalu ku cinta, yang ku inginkan apa adanya. Aku, kamu hanya kita. Ku selalu berharap itu, dalam rintihan do’a.

Siangpun datang, membawa serta matahari terang, aku disampingmu sekarang. Kamu bertanya, mengapa aku cinta? Mengapa aku sayang? Mengapa bisa? Jawabanku mengambang. Mengapa? Aku balik bertanya, ada yang bisa menjelaskan kah bagaimana cara yang sempurna mencintai seseorang? Adakah? Lalu apabila sudah menemukan caranya, sesempurna itukah kamu bisa menjalankannya? Sedang kita semua manusia, tempatnya salah dan lupa, jauh dari sempurna. Begini saja ya, “aku yang tidak sempurna mencintaimu yang tidak sempurna, walau cara kitapun jauh dari sempurna, aku menemukan kesempurnaan saat kita bersama”. Jadi, tolonglah rasakan saja itu dengan hatimu, jangan terus menerus bertanya itu, menghujaniku, aku bukan pengobral nafsu, apalagi untuk menggombalimu.

Sore ini langit pekat, kata kenangan pelan-pelan mendekat. Aku berbincang dengan diri sendiri. Apa hanya ada aku saja dihatinya, diharinya, didirinya, sedangkan semua yang ku tahu kamu begitu.  Masa lalu? Semua pasti punya itu. Andai kamu tahu, sekuat tenaga aku berusaha singkirkan itu, menyakini diriku, karena akupun mungkin sama denganmu. Membayangkannya saja ngeri, kamu pernah melakukannya dengan dan untuk orang lain, menyatakan cinta, mengucap rindu, berpuisi, berkata-kata indah, memegang tangan seolah ingin dimiliki selamanya. Ahhh.. berpositif thinking itu susah, tapi kalau dijalankan, sungguh lapang, tenang dan mengharu biru. Kadang gerak-gerikmu menyiratkan kecurigaan, memercik cemburu, diperbincangkan? Tak perlu, ku anggap saja berlalu. Meski sedikit demi sedikit kenangan itu terbukti, walau pahit sekali, aku rasakan sendiri, menutupi, karena rasa sayang ini sudah terlalu yakin ku beri, semoga kamu sadari.

Malam berlari, yang ku tunggu akhirnya menghampiri, sunyi. Kita menenggelamkan diri dalam satu arti, cinta sejati. Ku pasrahkan saja semua pada yang punya diri ini, apabila nanti kita bs menjadi, pasti. Semua hanyalah siklus hidup yang terus terjadi, begini, lalu begitu lagi. Dipenghujung hari aku hanya ingin berucap, “Sayang, milikilah aku dalam dekap, cintai aku lengkap, bebaskan saja jangan disekap, nanti rasa kita mengendap. Sayang, berjalan lurus saja tidak enak, aku ingin sedikit menanjak, meski harus menempuh jarak, aku tunggu hingga saatnya kita kelak. Sayang, baik-baik disana, jaga, jaga semua, akupun sama, apalah artinya kita, tanpa ada percaya, yakin, itu kuncinya”. Kemana pesan tadi kubawa? Sedangkan disini hanya ada angin yang bercanda. 

Ada apa dengan hari ini ?

Kamu, aku, kita..

Pagi, siang, sore, malam..

Satu hari untuk selamanya..

*terimakasih hati, yang memberiku banyak inspirasi ^_^
with love : qey_noura

2 komentar:

ganjura58 mengatakan...

saling percaya???

Rieke Ardiani mengatakan...

betul.. itulah pondasi nya.. :)

Posting Komentar